MY BLOGs
tokoDea onLine
4 Sehat 5 Sempurna
good article
toko aromaterapi

CREDITS
blogger
blogskins
Design by: crystyx
Edited by: d34


BisnisBA



WRM Indonesia




polemik kemerdekaan

Topik yang sudah cukup basi... mengingat 17 Agustus sudah lewat berhari-hari yang lalu.

Tiap tahun, beberapa minggu sebelum 17 agustus... selalu datang seorang pemuda karang taruna. Tujuannya satu: sumbangan untuk 17 Agustus. Untuk bikin gapura, beli bendera, hadiah untuk berbagai lomba yang diadakan.

17 Agustus, 61tahun yang lalu. Katanya Indonesia telah merdeka.
Apa iya kita telah merdeka? Lalu kenapa baru beberapa saat yang lalu embargo senjata dari amerika dicabut. Kenapa Tentara Indonesia tidak mampu menyuplai kebutuhannya sendiri. Padahal kita punya pabrik senjata.

***
beberapa tahun lalu.
Kekasihku (kini suami) bercerita. Ketika melakukan perjalanan (kurlap barangkali) ke PINDAD. Ada sepucuk senjata yang hilang. Mahasiswa yang mengambil atau pegawai yang mengambil kesempatan.
***

Merdeka, saat ini tidak lebih dari sebuah kata.
Entah kita telah merdeka, atau 17 Agustus tiap tahunnya memerdekakan kita. Siapa yang tau?

Sudah merasa merdeka?
Aku? Belum.
Saat ini masih terbelenggu paradigma diri. Belum bisa membebaskan diri dari bayang-bayang masa lalu. Ada yang bilang, untuk bisa dewasa, kita perlu memaafkan apa yang terjadi di masa lalu.

Aku? Belum bisa.
Siapa? Kenapa? Banyak.
Bos yang seenaknya menuduh aku melakukan 'pemberontakan' kecil. (Mohon jangan diartikan aneh-aneh)

***
beberapa tahun silam
Ada kesempatan untuk mendapatkan tambahan ilmu dari company. Namun apa yang ditawarkan dan apa yang diterima, berbeda dari kenyataan. Seorang rekan (wish he read this) mempelopori untuk membuat petisi untuk mempertanyakan kebijakan ini.

Aku? Ikut tanda tangan tentu.

Dipanggil bos dan personalia. Dituduh, tanpa banyak bertanya. "Sudah pasti, kau" begitu kata bos-ku dengan logat khas daerahnya. "Bukan" balasku.
Jadi siapa?
Tidak pernah terlontar dari mulutku siapa yang menyulut. Berakhir dengan aku mengundurkan diri.
Harga yang harus dibayar untuk sebuah loyalitas. Apakah kau tau itu sahabat?

Sampai saat ini, aku masih bertanya... haruskah aku menceritakan ini padanya?
Lalu apa? Aku ingin ia berterimakasih?
Tidak pernah terlintas dibenakku, dalam mimpi sekalipun. Tidak pernah.
***

Seorang teman, yang mengaku sahabat. Menuduhku melakukan sesuatu di depan orang banyak

***
saat bubar (buka bareng) aku ingat. Tanpa ada kesempatan untuk menjelaskan. Tanpa ada pembelaan dari pribadi yang memintaku menolong mereka saat itu. Mereka diam, tanpa rasa bersalah.

Aku? Kecewa.
Marah? Tidak lagi.
Tapi aku tidak bisa melupakan saat itu. Artinya, aku berlari di tempat.
***

Orang bilang, kita harus dapat memaafkan masa lalu. Untuk beberapa hal, aku belum bisa... mungkin nanti, ketika aku belajar lebih banyak tentang memaafkan.

Jadi, aku belum merdeka. Masih terbelenggu bayang masa lalu.
Menyedihkan.


posted by DeA Haryono @ 3:08 PM  

0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

ME
wife of haryo
mom of akia and aric
live in jakarta, indo
nidhea at gmail dot com
ym:dhea_sjofjan

Friends 'n Relatives
Dewi ...my sista'
Nadine-Yuli
Yuli ...batam
Nayma-Lif
Lif ...clg
Evie ..bdg
Emra-Liza ...batam
Cun-Dun-Nendha
Gendhis-Ary
Anaya-Nonon
Kayla-Nonon
Nonon
Dita
Dini Shanti
Nadia
Zidan-Syifa-Inong(alm)
Aras-Ienk
Ienk ...crb
Santi ...bdg
Selo
Stania