BOSAN
Kala kebosanan menghantui hari...
pendar cahaya sang mentari, tak mampu hangatkan hati
kala bosan dinginkan siang
dekapanmu pun tak mampu hangatkan tubuh
kala bosan dera malammu
hangatnya selimut tak mampu mendekap
kala... kala... kala...
bosan... tak mampu...
jiwa... dingin...
tanpa... hangat...
posted by DeA Haryono @ 10:12 AM
Sahabat itu siapa sih?
Di salah satu milis yang aku ikut, ada yang mengangkat topik tentang persahabatan. Karenanya aku begitu tergelitik untuk me-reply tentang masalah ini. Tulisan di bawah ini reply aku terhadap masalah itu ya...Kadang kita menganggap seseorang itu sahabat, sampai akhirnya datang suatu masalah akhirnya kta tau kalau ternyata seseorang tersebut hanyak mengambil keuntungan sebesar-besarnya atas perhatian ikhlas kita.
Mana sahabat mana bukan, cuma bisa kita tau kalo kita lagi terperangkap di kubangan lumpur mbak... keliatan dech mana sahabat, mana musang berbulu domba.
Menjadi seorang sahabat, versi dea, seharus kita bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan, mengatakan apa yang tidak ingin didengar di saat yang tepat, harus jujur dengan segala kondisi, tidak bosan memberi masukan 'jika diminta', in the end... kalo toh pendapat kita gak didengar... kita tetap harus bisa menerima dengan lapang dada, toh yang menjalani kehidupan bukan kita. TAPI... kalau akhirnya sang sahabat tersungkur, akibat gak dengerin omongan kita... seharusnya kita tetap kasih dukungan dan menahan diri untuk tidak ngomong, "
...tuh kan, apa gue bilang! Elo sih... bla bla bla..."
Ini sih dari pengalaman aku pribadi ya...
Malahan diantara sahabat-sahabatku... kami punya frasa favorite, "
you know me better than I know myself"
Ini karena mereka bisa kasih masukan yang tidak pernah terpikir sebelumnya olehku, dan sarannya kena banget, seperti aku mendengar ide dari kepalaku sendiri.
Aku percaya, di setiap tahapan kehidupan akan ada satu atau beberapa orang yang akhirnya menjadi dekat, akhirnya jadi sahabat. karena menurutku persahabatan adalah "
a part of growing up"
Di setiap ada perubahan besar dalam kehidupan, pasti ada yang menjadi dekat, well... at least aku begitu.
Ini fase-fase yang aku alami ya...
Masa ketika perubahan dari masa sma, tumbuh dewasa bersama saat kuliah
Perubahan besar lainnya, ketika perubahan status dari pacar seseorang menjadi istri seseorang
Ada lagi, di saat menuju kehamilan, kemudian jadi seorang ibu... inipun pasti ada tempat berbagi suka-duka.
Mungkin nanti akan ada fase-fase lain...
Pokoknya friend in need is friend in deed dech...
So, sobat... jika suatu saat engkau membaca tulisanku ini. I am really grateful to have you all
posted by DeA Haryono @ 7:42 AM
Percakapan Bunda-Yanda kapan itu
Yang pasti minggu ini dech.. lupa tepatnya kapan.
Mungkin hari Selasa.
Soalnya waktu itu lagi di meja makan dan ada Kia. Kalo hari lain gak mungkin bangeeet...
Yanda (Y): Bun, menurut kamu kalo nanti aku kerjanya two on-two off gimana?
Bunda (B): Setelah selesai kuliah kan?
Y: Ya iya donk... 2minggu di laut, 2minggu di darat
B: Bukannya itu udah kamu rencanain, buat 'kelangsungan' karir kamu ke depan?
Y: Iya. tapi aku nanya pendapat kamu aja.
B: Selama kamu gak ada rencana buat nambah anak sih gak masalah.
Y: Ya jelas donk... Nanti dech, tunggu Kia 5taun.
B: (Glek!) Aku mikirnya malah nunggu Aric 5tahun
Y: Iyalah, nunggu Aric 5taun (tampang binun)
B: tadi kamu bilang Kia
Y: Oh, maksudku Aric.
B: Deal kalo githu...
obrolan orang iseng... Amien, semoga kita mendapatkan apa yang terbaik
posted by DeA Haryono @ 2:49 PM
merenung... termangu...
Entah apa yang ada dibenakku...
Semua hanya seperti lintasan angin, semilir... dan dingin...
Teriakan Kia, tiba-tiba menyadarkan aku. Putri kecil-ku sedang di kamar mandi.
SELALU!!! Teledor, mungkin itu kata yang tepat. Pekik kecil Kia karena tubuhnya tersemprot pembersih porselain, pedih mungkin... Dengan panik, kuraih tubuhnya... dengan shower kusiram mukanya dengan air. Gelagap... entah karena sulit bernapas, entah karena terkejut. Tapi itu reaksi tuan Putri-ku ketika kusiram.
"...pun... pun... 'nda" (Ampun, Bunda...) begitu katanya... Miris mendengarnya... Maaf Nak, Bunda tidak sedang marah. Bunda khawatir, kesal dengan diri sendiri, takut terjadi sesuatu...
Kupeluk tubuh mungilnya, tak peduli basah badannya terserap kaos yang melekat di badanku. "Bunda gak marah, Nak... Bunda takut Kia kenapa-napa"
"papa... papa..." balasnya.
Teringat, minggu lalu 2liter susu tumpah membasuh lantai... karena usahanya menuang susu ke dalam gelas. Pandai, memang... hanya belum terampil. Kesal, kusiram tubuhnya dengan sisa susu... (salah... ya aku tau, hanya saja aku takut tanganku melayang ke tubuh kecilnya). Langsung kuajak ke kamar mandi, guyuran air dingin membasahi kepala lalu tubuhnya. Tidak!!! Kesal lalu berganti pilu... (Ya Allah, kenapa aku tidak cukup sabar... andai ada yang menjual pil sabar. Andai...)
Kini...
Kulihat floor uplighter-ku... Miring tak berdaya. Kuperiksa dudukannya. Oh, me gosh... PATAH!!!
MY!!!... kesal kembali menyeruak. Baru saja usai tangis Kia, teriakan marah Aric karena haus... uplighter favorit-ku. uplighter malang-ku.
Sejak tadi Kia berusaha membuka butter... "Bukan untuk dimakan, tapi untuk dioles ke roti" kataku. Penasaran mungkin, kali ini dicobanya lagi. Tidak sempat menghela napas. Ku angkat tubuh mungilnya untuk duduk di hi-chair, "duduk, dan gak akan Bunda angkat sebelum minta maaf... Kia bikin lampu Bunda patah" Berontak, tapi toh aku lebih kuat.
Kuyu kulihat wajahnya. Rupanya insiden di kamar mandi cukup menghabiskan energi-nya. Khawatir menyeruak di kalbu, tidak pernah kulihat wajahnya seperti itu. "Kia kenapa Nak? Bunda cuma minta Kia minta maaf" ucapku lebih lembut kali ini, ku sejajarkan wajahku dengannya. Kia tetap diam.
Lalu... diciumnya pipiku, "...ap...ap..." Maaf katanya.
Pandanganku kabur, airmata memenuhi rongganya. Terharu, melihat pergulatannya melawan ego. "...fu..." I Love you, katanya lagi. "I love you, too Nak" pelukku erat.
Ku angkat tubuh mungilnya, terasa kakinya erat di pinggangku, wajahnya diletakkannya di bahuku. "Kita tidur yuk..." kamu bangun terlalu pagi hari ini, Nak.
Sesaat kemudian, putri kecilku terbang ke alam mimpi. 've a nice sleep, honey. i love you. Ku kecup pipi halusnya, dan kuhapus sisa airmata di wajahnya.
Sekarang... jagoanku sudah berteriak. Haus mungkin.
posted by DeA Haryono @ 3:14 PM
polemik kemerdekaan
Topik yang sudah cukup basi... mengingat 17 Agustus sudah lewat berhari-hari yang lalu.
Tiap tahun, beberapa minggu sebelum 17 agustus... selalu datang seorang pemuda karang taruna. Tujuannya satu: sumbangan untuk 17 Agustus. Untuk bikin gapura, beli bendera, hadiah untuk berbagai lomba yang diadakan.
17 Agustus, 61tahun yang lalu. Katanya Indonesia telah merdeka.
Apa iya kita telah merdeka? Lalu kenapa baru beberapa saat yang lalu embargo senjata dari amerika dicabut. Kenapa Tentara Indonesia tidak mampu menyuplai kebutuhannya sendiri. Padahal kita punya pabrik senjata.
***
beberapa tahun lalu.
Kekasihku (kini suami) bercerita. Ketika melakukan perjalanan (kurlap barangkali) ke PINDAD. Ada sepucuk senjata yang hilang. Mahasiswa yang mengambil atau pegawai yang mengambil kesempatan.
***
Merdeka, saat ini tidak lebih dari sebuah kata.
Entah kita telah merdeka, atau 17 Agustus tiap tahunnya memerdekakan kita. Siapa yang tau?
Sudah merasa merdeka?
Aku? Belum.
Saat ini masih terbelenggu paradigma diri. Belum bisa membebaskan diri dari bayang-bayang masa lalu. Ada yang bilang, untuk bisa dewasa, kita perlu memaafkan apa yang terjadi di masa lalu.
Aku? Belum bisa.
Siapa? Kenapa? Banyak.
Bos yang seenaknya menuduh aku melakukan 'pemberontakan' kecil. (Mohon jangan diartikan aneh-aneh)
***
beberapa tahun silam
Ada kesempatan untuk mendapatkan tambahan ilmu dari company. Namun apa yang ditawarkan dan apa yang diterima, berbeda dari kenyataan. Seorang rekan (wish he read this) mempelopori untuk membuat petisi untuk mempertanyakan kebijakan ini.
Aku? Ikut tanda tangan tentu.
Dipanggil bos dan personalia. Dituduh, tanpa banyak bertanya. "Sudah pasti, kau" begitu kata bos-ku dengan logat khas daerahnya. "Bukan" balasku.
Jadi siapa?
Tidak pernah terlontar dari mulutku siapa yang menyulut. Berakhir dengan aku mengundurkan diri.
Harga yang harus dibayar untuk sebuah loyalitas. Apakah kau tau itu sahabat?
Sampai saat ini, aku masih bertanya... haruskah aku menceritakan ini padanya?
Lalu apa? Aku ingin ia berterimakasih?
Tidak pernah terlintas dibenakku, dalam mimpi sekalipun. Tidak pernah.
***
Seorang teman, yang mengaku sahabat. Menuduhku melakukan sesuatu di depan orang banyak
***
saat bubar (buka bareng) aku ingat. Tanpa ada kesempatan untuk menjelaskan. Tanpa ada pembelaan dari pribadi yang memintaku menolong mereka saat itu. Mereka diam, tanpa rasa bersalah.
Aku? Kecewa.
Marah? Tidak lagi.
Tapi aku tidak bisa melupakan saat itu. Artinya, aku berlari di tempat.
***
Orang bilang, kita harus dapat memaafkan masa lalu. Untuk beberapa hal, aku belum bisa... mungkin nanti, ketika aku belajar lebih banyak tentang memaafkan.
Jadi, aku belum merdeka. Masih terbelenggu bayang masa lalu.
Menyedihkan.
posted by DeA Haryono @ 3:08 PM
IHSAN menang, DIRLY
Malem Minggu
Bunda, Aunty Dewi, Oma... plus Kia n Aric tentu. Sengaja gak bikin rencana keluar rumah, soalnya kan
result show-nya INDONESIAN IDOL.
Baru kali ini, kita semua (BUnda, Oma, Aunty Dewi, Ummi Santi, Ummi Anti-Batam) punya jagoan yang sama.
Jangan lupa ketik IHSAN kirim ke 9288. Ini nih... sms yang kita saling kirim, buat ngingetin yang lain... hihihi norak ya.
Mulai jam 8, Bunda udah mulai deg-degan...
Jum'at malem... nonton
the battle goes on. GIILLAAAA!!! Di situ Ihsan keren banget. Belum pernah dech Bunda ngeliat Ihsan nyanyi selepas dan sekeren itu sepanjang spektakuler show. Wah, di situ... Dirly kalah jauh dech...
-ups, sorry pendukung Dirly-
Pas pengumuman, Bunda sampe nahan napas berkali-kali... Sampe pas Ihsan dibilang Indonesian Idol yang baru, Bunda langsung ngajak Kia dancing. Sampe Kia juga teriak-teriak... "Sha... Sha..." (baca: ihsan).
Saking ga percaya-nya Ihsan menang... pas re-run besok-nya Bunda juga masih deg-degan lho... hehehe...
posted by DeA Haryono @ 10:29 AM
Stress?!?!?
Ugh, semalem beneran gak kira-kira...
Entah siapa yang stress, gak ketauan juga. Bunda, Taci Kia, ato dede Aric???
Tapi kayaknya kita semua stress dech...
Kok bisa?
Kangen ama Yanda kali ya... hehehe... ini mah Bunda kaleee...
Kia nih ya...
Lagi toilet training. Tapi bukan berarti tiap 30menit bolak-balik ganti celana, karena ngewer kan?
Akhirnya, daripada Kia diomelin mulu... Jam 7-an Kia udah Bunda pakein diaper. Kalo kata artikel toilet training (bunda belom sempet nerjemahin), yang penting harus konsisten. Kali ini gak sanggup dech Bunda...
Kok bisa? Ini dia alasannya...
Ternyata bukan cuma Taci Kia aja yang bolak-balik pipis... Aric juga.
Masa' dalam selang 10menit, Bunda udah 3kali gantiin celana-nya...
Karena Bunda takut meledak (hehehe... bomb kali!!!), akhirnya jam 7-an itu dede Aric udah Bunda pakein diaper juga.
Tapi ternyata masalah Bunda gak brenti sampe situ aja... Diaper-nya dede Aric gambarnya Winnie the Pooh. Taci Kia kan lagi getol-getolnya ama '
da puh' ini. Jadi bolak-balik, celana dede Aric dibukain sambil bilang, "da puh, Da..." (
maksud: "the Pooh, Bunda"). Dan Taci Kia mau pake diaper yang gambar-nya 'dapuh' juga... Walah Nak... ukuran diaper dede masih S, sedangkan kamu udah XL.
Beberapa malam sebelum Yanda berangkat, q-ta sempet ngobrol.
B: "Kalo ngeliat diaper-nya Aric, kok keliatannya kecil banget ya..."
Y: "Gak kebayang dulu bakal ada diaper yang lebih gede..."
B: "Iya, compare diaper Aric, diaper-nya Kia jumbo banget"
**Yanda-Bunda mabok kali ya... Jelas anaknya tumbuh donk...**
posted by DeA Haryono @ 8:48 PM
Yanda pergi training
Sejak baru married dulu, Yanda paling rajin ninggalin Bunda. Paling sering sih pergi offshore. Udah beberapa kali gonta-ganti tempat kerja, tapi gak pernah jauh dari offshore. Malahan pernah, waktu kerja Yanda itu 3:1 (artinya 3minggu kerja, 1minggu libur). Untungnya di
tempat kerja yang ini, Yanda cuma 6bulan.
Di
tempat kerja yang sekarang, walopun dapet yang jakarta-based... Bukan berarti Yanda terlepas dari tugas pergi ke offshore. Walopun sejak Yanda
kuliah lagi, Bunda jarang ditinggal... **tapi sering disuruh ronda, jagain pintu. hehehe...**
Kali ini, Yanda pergi agak jauh dan
2 minggu!!! Hiks, banget gak seh...
Hari Sabtu kemarin, q-ta walopun teleeeer banget... masih harus jalan-jalan. Q-ta masih harus nyari
long john untuk Yanda, gara-gara di tempat Yanda training lagi winter.
Tiap Yanda harus pergi tugas, yang nginep-nginep agak jauh githu... Bunda mesti jadi mellow banget. Norak ya!!! Hihihi... ini sih bukan barang baru. Menurut ungku-nya anak2, waktu kecil kalo ungku harus tugas keluar kota bunda jadi sering mewek.
Huhuhuhu, kalo udah ditinggal rada jauh, baru dech inget. Bunda butuh banget ada Yanda sebagai teman, musuh, sahabat, sparring partner, shoulder to cry on, atau bantuin ganti diaper-nya Aric kalo tengah malem Bunda teler beratz. Hehehe... *
I Love You, Mas*
fLaSH b4ck ah...Jaman masih pacaran sama Yanda dulu, Bunda tuh menurut Yanda cewek tangguh. Hehehe... sampe-sampe Yanda pernah protes berat gara-gara Bunda gak pernah minta anter-jemput. *yee... Mas, kalo anter-jemputnya pake mobil pasti aku mau, ini
ngangot*bundamatre-bundamatre*
Waktu itu gini Yanda bilang: "
Kok, kamu gak pernah minta anterin kalo kemana-mana sih?"
Bunda: "
Lha, emangnya kamu sopir aku?"
Y: "
Trus, fungsinya aku sebagai pacar kamu apa?"
B: "
Ih, kalo aku butuh tukaanter-jemput, aku gak nyari pacar"
*singkat cerita, pelan-pelan kemandirian Bunda mulai luntur. sampe Yandapun protes lagi*
Y: "
Kok, kamu sekarang kalo gak dianterin males pergi sih? Gak kayak dulu"
B: "
Yee... Mas yang ngikis kemandirian aku tuh kamu tau! Jadi kamu harus tanggung jawab donk"
**Mas, mas... ada-ada aja...**
posted by DeA Haryono @ 7:10 AM
Evie lulus
Hari apa ya... Bunda baca milis temen kuliah se-angkatan, katanya
Tante Evie mau sidang tesis.
Tante Evie ini, salah satu sahabat Bunda jaman kuliah dulu... **psstt, masih available lho!!! hehehe...*
Sorenya Bunda nelpon Tante Evie, niatnya sih cuma mau kasih semangat. Eh, ngobrolnya jadi panjaaaaang banget... Biasa dech, kalo udah ngobrol sampe susah ngerem.
Nah, Senin kemarin ini... Te Evie sms, katanya udah lulus. Alhamdulillah, Bunda tunggu traktirannya ya Te...
Eh, tau gak... sekarang Te Evie lagi bingung mau nge-lanjutin ke S3 ato enggak...
Duh Te, mumpung gak ngeluarin duit untuk biaya kuliah... kenapa mesti ragu!!!
Kalo tiba-tiba ada yang nawarin Bunda untuk kuliah lagi gimana ya? Pasti Bunda bingung setengah mati. Glek!!!
Yang jelas liat subject-nya dulu, kalo cocok hayu... asaaaal Yanda udah selese kuliahna.
Huuu, bangun Bunda... bangun!!! Jangan mimpi... bletuk!
posted by DeA Haryono @ 7:06 AM
Sepenggal cerita minggu siang
Pulang dari pasar Bunda mampir ke rumah YangTi di depan rumah, sambil nganterin sambel goreng teri medan. Kebetulan pas lagi asyik ngobrol masalah asisten yang pulang itu, dateng dech... anaknya Tang Ti yang tinggalnya di depan rumah. Ngobrol ngalor ngidul, akhirnya sampe pada topik rumah tangga.
Si Tante ini, sejak lama mempertanyakan keputusan gw untuk jadi FTM. Menurut beliau, sebagai individu sudah seharusnya gw memberikan kesempatan pada diri gw untuk berkembang, berkarya, dan menikmati hidup. *membuat gw berpikir, apa iya gw kayak katak dalam tempurung yang tidak menikmati hidup? tau dech!!!*
Udah mau dua bulan, Yang Ti jadi invalid, ups... maksudnya kakinya patah karena jatuh dari tangga. Sewaktu sehat, yang gw liat ya... Yang Ti ini memberika hidupnya untuk suami dan anak-cucu-nya. Kebayang donk, beliau udah nyaris 73tahun.
Balik ke tujuan gw nulis tadi ya...
Si Tante ini bilang, "Suami istri itu sebenarnya kewajibannya banyak. Mencari nafkah, mengurus keluarga, mendidik anak, dan lain sebagainya. Nah, suami itu mejalankan yang nomor satu aja. Sementara nomor dua dan selanjutnya itu dilimpahkan ke istri. Kalau ada yang gak beres sama anak atau kondisi rumah, istri dech yang disalah. Kan itu gak adil..."
"Contoh-nya Yang Ti ya... waktu sehat membaktikan dirinya untuk orang lain dalam tanda kutip ya... Sampe keliatannya gak ada waktu untuk diri sendiri. Tapi sekarang coba, ketika Yang Ti sakit... orang lain itu gimana? Perhatian gak?"
Si Tante berhenti di sini, trus Yang Ti nyambung.
"Walaupun awalnya kita melakukan semuanya tujuannya ibadah... Tapi sebagai manusia normal, kok menghadapi kondisi ini hati YangTi
gelo (spell-nya bener gak seh???) juga ya..."
Ini cuma sepenggal percakapan sepanjang 1jam ya...
Tapi membuat gw cukup merenung. Kira-kira kalo gw yang berada pada kondisi seperti mereka gimana ya?
Si Tante ini, kehidupan pernikahannya menurut gw cukup bahagia. Bahasa tubuh om-tante ini bilang bahwa mereka menikmati hidup mereka. Cuma si Tante ini orangnya emang 'provokator' banget... Provokator positif ya... Sebagai seorang istri, buat gw Tante ini hebat banget... Dosen di beberapa universitas negri ataupun swasta di jakarta, dsk. Sebagai seorang ibu/istri dengan kegiatannya yang bejibun, masih bisa masak untuk keluarga... bukan sekedar masak biasa ya... Anaknya yang paling gede SMU kelas 1, sejak mulai sekolah gak pernah yang namanya jajan, selalu makan makanan dari rumah. Suaminya juga githu, kalo ngantor, selalu bawa ompreng, padahal suaminya ini direktur keuangan salah satu multinational company. Belum lagi, si Tante kadang terima pesenan makanan dari temennya, gak cuma itu kadang terima pesenan rajutan juga... Trus di umurnya yang masuk kepala 4, si Tante ini masih diet ketaaaat.
Kadang kalo neg-bayangin hidupnya si Tante ini, gw suka geleng-geleng kepala sendiri... Sebenernya yang gak menikmati hidup siapa ya? Gw ato dia?
Dibandingin beliau...
Gw cuma... ah, mau nulisnya aja bingung. FTM dengan 2batita imut, untuk makan aja, kadang masak, kadang beli, kadang dapet sumbangan dari si Tante ato Yang Ti (hehehe...) Suami gw, walaupun tidak menuntut ini itu, senang kalo bisa bawa ompreng dari rumah untuk lunch. Ini kadang-kadang aja gw kabulin... Dari luar gw emang keliatannya gak gaul, tapi walopun cuma di dunia maya, gw cukup hahahihi sana sini...
Kalo Yang Ti
Tokoh yang satu ini gw kaguuum banget. Dengan segudang pengalaman hidup yang bikin beliau cukup tenang dan bisa bersikap bijaksana menghadapi orang yang penuh warna (gw pinjem istilah beliau).
Buat gw, beliau selama ini nyaris gak pernah mengeluh... Tapi sejak beliau kecelakaan, walopun gak dengan keluh kesah yang gimana, beliau cukup sering bercerita sedih. Dan ini sepenuhnya gw pahami, karena gw ssependapat dengan omongan si Tante yang sepenggal di atas tadi.
Dibandingin beliau...
Gw gak ada apa-apanya... Dari beliau gw belajar untuk tidak melarang anak, tapi mengalihkan perhatian anak. Menurut beliau, anak itu kelebihan energi, jadi harus kita salurkan. Dari beliau juga gw belajar untuk tidak marahin anak dengan fisik. Gini katanya, "Kalo gara-gara ngobok-ngobok susu, tangan Kia, kamu sentil... Nanti kalo kesalahannya lebih besar lagi, mau kamu apain dia?"
Wah, banyak dech wisdom of life yang bisa gw ambil dari beliau... yang bikin gw betah ngobrol berjam-jam ama Eyang yang satu ini. Andaikan ada begitu banyak orang yang bisa menebar begitu banyak kasih sayang tulus seperti Yang Ti, wah... banyak banget ibu muda yang bahagia seperti gw. hehehe...
posted by DeA Haryono @ 3:34 PM